Perpustakaan Unsyiah |
Jumat, 28 Maret 2014 11:24
Arsip dan Perpustakaan Investasi Masa Depan Aceh
ARSIP dan perpustakaan adalah investasi masa depan. Tanpa arsip, sejarah menjadi dongeng dan dongeng menjadi sejarah. Sedangkan tanpa pustaka, pendidikan jadi meraba-raba. Hal ini disadari betul oleh Pemerintah Aceh, sesuai dengan program prioritas kepemimpinan Zikir (Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf). Berbagai terobosan dilakukan dan telah membuahkan hasil.
Prestasi tersebut tentunya dicapai melalui program kerja mumpuni dan terarah dengan memperhatikan penerapan teknologi informasi. Tahun 2014, Badan Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Aceh mengaplikasikan Radio Frekuensi Identifikasi (RFID). Di Indonesia, perpustakaan umum yang telah menggunakan teknologi RFID baru hanya pada Badan Arpus Aceh dan Perpustakaan Nasional RI di Jakarta.
Alat ini dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu identifikasi dan security. Fitur tersebut dapat mempercepat proses peminjaman, memelihara koleksi pada susunan yang benar, bahkan mengurangi kesalahpahaman di antara petugas perpustakaan. Selain itu dapat membantu pustakawan mencari informasi suatu produk, tempat dan waktu transaksi tanpa adanya human error.
Sejak tahun 2012, Badan Arpus Aceh juga membuka jam malam, setiap Senin sampai Kamis mulai pukul 19.00 sampai 23.00 WIB. Sedangkan Sabtu dan Minngu tetap buka seperti biasa. Penambahan jadwal tersebut dilakukan demi mendongkrak minat baca masyarakat Aceh, khususnya kaum muda Aceh sebagai generasi penerus bangsa.
Badan Arpus Aceh juga telah membuka akses informasi dan paket bantuan ke seluruh jenis perpustakaan, seperti perpustakaan sekolah, perpustakaan rumah ibadah, perpustakaan pesantren, perpustakaan Puskesmas, perpustakaan keliling, perpustakaan percontohan kecamatan, perpustakaan desa/gampong, serta perpustakaan lembaga pemasyarakatan (Lapas), termasuk memfasilitasi pendirian sebagian perpusatakaan tersebut.
Sampai dengan akhir tahun 2013, Badan Arpus Aceh telah membentuk 1.148 perpustakaan desa/gampong. Untuk tahun 2014, telah dianggarkan pembentukan 160 perpustakaan gampong dengan fasilitas yang diberikan berupa buku, rak buku, dan pelatihan manajemen perpustakaan.
Sedangkan untuk perpustakaan Lapas, Pemerintah Aceh melalui Badan Arpus Aceh telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kanwil Kemenkumham tentang Pengembangan Perpustakaan Lapas. Tahun 2013, Badan Arpus telah menghibahkan buku kepada 19 Lapas di seluruh Aceh.
No comments:
Post a Comment